Jumat, September 12, 2008

Perang Tabuk dan 7 tahun hancurnya WTC

Suasana di mushala sudah ramai santri duduk berderet melingkar, menunggu kedatangan Mbah Nur Sufi, yang masih terlihat duduk di ruang tamunya bersama seoranng tamu yang cukup perlente, berbaju rapi berdasi dan bercelana hitam, layaknya seorang eksekutif. Jarang melihat tamu Mbah Nur Sufi orang kota seperti dia.

Setelah tamu pamit, Mbah Nur Sufi langsung masuk mushala, seperti biasa sebelum mengaji santri diminta untuk membaca surah Al-Fatihah bersama-sama, dilanjutkan dengan membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas semua tiga kali. Setelah itu baru Mbah Nur membuka ceramah. Kali ini Mbah Nur menceritakan tentang "Perang di Bulan Ramadhan". Para santri demikian antusias, karena selama ini film di TV yang dilihat di balai desa memang kebanyakan film perang tapi produksi Hollywood.

Mbah Nur menjelaskan tentang Perang di Bulan suci Ramadhan yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad saw, yakni Perang Tabuk. Perang ini meski oleh para sahabat disebut perang besar di bulan Ramadhan, namun tidak mengecilkan nyali para sahabat, untuk melaksanakn perintah Rasullulah saw.

Mbah Nur Sufi menyarikan inti penjelasannya, bahwa bulan puasa bukan bulan untuk bersantai, atas dasar alasan sedang berpuasa. Mentang-mentang karena tidurnya orang berpuasa mendapat pahala, terus lebih banyak tidur di siang hari, tak melakukan apapun. Justru umat Islam diharapkan meningkatkan kinerjanya di bulan suci Ramadhan, dengan memperbanyak amalan, membaca Al Quran, berdzikir, bersedeqah. Perang memperjuankan Islam juga merupakan amalan yang tinggi nilainya.

Perang Tabuk yang terjadi pada 9 H (Oktober 630), bila dihiting dengan kalender masehi. Perang Tabuk ini bukan rasulullah yang memerintahkan, tetapi Allah swt berfirman " Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit." (QS: At-Taubah 38)

Firman ini adalah perintah kepada umat muslimin agar berjuang melawan kaum kafir yang terus melakukan tekanan kepada umat Islam. Kaum kafir disini adalah dari kerajaan Romawi Timur. Perjuangan yang berat di tengah cuaca yang sangat terik menghadapi ancaman tentara Rumawi. Sebagian penulis sejarah meragukan peristiwa tersebut terjadi pada bulan Oktober yang dianggapnya sudah memasuki musim dingin, yang berbeda dari ungkapan dalam hadits atau Alquran. Tapi sesungguhnya pada bulan itu suhu mendekati 30 derajat pada siang hari bukan hal yang mustahil dalam perjalanan dari Madinah ke Tabuk (dekat Jordan).

Hal itu dikuatkan oleh sebuah firman Allah swt, "Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini." Katakanlah: "Api neraka jahannam itu lebih sangat panas(nya)" jika mereka mengetahui. (QS: At-Taubah 81)

Panas dan bulan suci Ramadhan bukan alasan untuk meninggalkan perintah Allah. Coba bayangkan, panas di tempat kita ini kan cuma 32 derajat celsius, tapi di Madina bisa mencapai 38 derajat celcius. Itu masih ditambah kondisi alamnya yang padang pasir. Namun, umat Islam masih tetap patuh melaksanakan perintah Rasulullah untuk ikut berperang melawan tentara Romawi.

"Mbah, apa perang melawan orang kafir diizinkan, katanya selama bulan suci tak boleh menyakiti?"

Perang itu, kata Mbah Nur Sufi, harus dipandang sebagai upaya untuk mempertahankan harkat dan martabat bangsa, serta harta benda. Jadi sepanjang ada pihak lain, misalnya kaum kafir yang berniat menghancurkan umat Islam dengan secara terang-terangan, maka bangsa yang diserang itu wajib angkat senjata. Begitu juga Nabi Muhammad saw, ketika ada informasi akan ada serangan besar-besaran dari Romawi Timur pada maka umat Islam wajib angkat senjata.

Mbah Nur Sufi lalu menceritakan, pada September 629, pasukan Islam gagal mengalahkan pasukan Bizantium (Romawi Timur) dalam pertempuran Mu'tah. Banyak yang menganggap hal ini sebagai tanda melemahnya kekuatan umat Islam, dan memancing beberapa kabilah Arab menyerang umat Muslim di Madinah. Pada musim panas tahun 630, umat Muslim mendengar kabar bahwa Bizantium dan sekutu Ghassaniyah-nya telah menyiapkan pasukan besar untuk menginvasi Hijaz dengan kekuatan sekitar 40.000-100.000 orang.

Di lain pihak, Kaisar Bizantium Heraclius menganggap bahwa kekuasaan kaum Muslimin di Jazirah Arab berkembang dengan pesat, dan daerah Arab harus segera ditaklukkan sebelum orang-orang Muslim menjadi terlalu kuat dan dapat menimbulkan masalah bagi Bizantium.

Untuk melindungi umat Islam di Madinah, Muhammad memutuskan untuk melakukan aksi preventif, dan menyiapkan pasukan. Hal ini disulitkan dengan adanya kelaparan di tanah Arab dan kurangnya kas umat Muslimin. Namun, Muhammad berhasil mengumpulkan pasukan yang terdiri dari 30.000 orang, jumlah pasukan terbanyak yang pernah dimiliki umat Islam.

Setelah sampai di Tabuk, umat Islam tidak menemukan pasukan Bizantium ataupun sekutunya. Menurut sumber-sumber Muslim, mereka menarik diri ke utara setelah mendengar kedatangannya pasukan Muhammad. Namun tidak ada sumber non-Muslim yang mengkonfirmasi hal ini. Pasukan Muslim berada di Tabuk selama 10 hari. Ekspedisi ini dimanfaatkan Muhammad untuk mengunjungi kabilah-kabilah yang ada di sekitar Tabuk. Hasilnya, banyak kabilah Arab yang sejak itu tidak lagi mematuhi Kekaisaran Bizantium, dan berpihak kepada Muhammad dan umat Islam. Muhammad juga berhasil mengumpulkan pajak dari kabilah-kabilah tersebut.

Saat hendak pulang dari Tabuk, rombongan Muhammad didatangi oleh para pendeta Kristen di Lembah Sinai. Muhammad berdiskusi dengan mereka, dan terjadi perjanjian yang mirip dengan Piagam Madinah bagi kaum Yahudi. Piagam ini berisi perdamaian antara umat Islam dan umat Kristen di daerah tersebut.

Muhammad akhirnya kembali ke Madinah setelah 30 hari meninggalkannya. Umat Islam maupun Kekaisaran Bizantium tidak menderita korban dari peristiwa ini, karena pertempuran tidak pernah terjadi.

"Tapi mengapa Mbah, perang melawan kafir Amerika kok banyak dicela oleh umat Islam sendiri?" tanya santri.

Menurut Mbah Nur Sufi, sekarang ini Amerika adalah negara adidaya, tanpa lawan seperti Romawi Timur di zaman Nabi Muhammad saw. Meski kuat tapi tetap tidak boleh semena-mena menekan atau menjajah negara lain. Karena itu, Nabi Muhammad angkat senjata, ketika pemerintah Romawi mulai menekan umat Islam.

Bagaiman dengan kita? tanya Mbah Nur Sufi. "Negeri kita ini secara fisik kan tidak diserang oleh Amerika?" semua murid mengangguk. Apakah Amerika telah menembaki umat Islam di kota-kota besar atau membom negeri kita dengan peluru kendalinya? Mbah Nur Sufi menggeleng. Amerika memang melakukan upaya sistematis untuk mengoyak umat Islam di Indonesia, karena jumlah Umat Islam di Indonesia terbesar di dunia, tapi tidak perang fisik.

Dan satu hal yang harus diingat, Umat Islam itu gampang sekali bersatu, meski dalam kehidupan sehari-hari sering berbeda pandangan. Misalnya soal khilafiah, salat subuh perlu qunut atau tidak itu terjadi perbedaan, hingga ada orang yang tidak mau salat subuh di Masjid Muhammadiyah karena tidak ada qunutnya, sebaliknya orang Muhammadiyah juga begitu. Tapi, bila umat Islam disakiti, Umat Islam dengan cepat bersatu. Perang revolusi misalnya, tak adalagi NU atau Muhammadiyah, yang jelas hanya ada umat Islam yang bersatu dan berjuang mendongkel Belanda, yang merampok negeri kita ini.

Penghancuran WTC di Manhattan Amerika Setikat yang belum bisa dibuktikan ada kaitan dengan Umat Islam, pemerintah Amerika sekrang juga terlihat hati-hati, dalam mengambil pernyataan. Al-Qaedah bukan perwakilan umat Islam. Semula Al Qeadah pimpinan Osama Bin Laden dianggap sebagai kelompok teroris dari Islam radikal. Islam sejak zaman nabi Muhammad itu tidak ada beda dan tidak dibeda-bedakan, Islam radikal, Islam Jinak atau Islam manut. Islam ya Islam.

WTC itu hanya move Amerika saja agar bisa menekan kelompok Islam, yang pada kenyataannya memegang peran pada politik perminyakan dunia. Salah satu cara menekan adalah membuat gaduh dunia, seolah-olah WTC hancur, Al-Qaedah bertanggung jawab. Padahal Al-Qaedah itu kan kos di Afaganistan, bukan penduduk asli. Lha wong Osama bin Laden itu orang Saudi. Terus mengapa Afaganistan diserang hingga tujuh tahun dijajah Amerika, ya karena ada kandungan minyak.

Irak setelah Saddam Hussein tertangkap juga tak terbukti memiliki senjata pemusna masal, bahkan dasar untuk serangan itu palsu. George W Bush pun klimpungan, tapi Irak sudah berada dibawah cengkeraman sekutu AS. Apakah itu menekan umat Islam di Irak. Jawabannya tentu "Ya", tapi yang lebih jelas adalah memusnakan kekuatan yang mencengkeram ladang minyak di Irak yakni Saddam, sebagai suplaiyer minyak terbesar kedua di dunia setelah Saudi.

Indonesia juga ditekan, karena memiliki ladang minyak. Tapi Indonesia ini kan pejabatnya banyak yang korup dan penakut, sehingga Amerikan tak perlu harus menyerang. Perlengkapan senjata dan perangkat tempur yang dibeli dari Amerika tidak diiiznkan untuk diganti alias diembargo saja, Indonesia sudah klimpungan. Dan pemerintah dan DPR langsung menyerahkan semua kontrak minyak ke Amerika dan sekutunya dengan harga murah, meski mengorbankan rakyatnya.

Bom WTC, Perang Afganistan, Perang Irak dan Embargo persenjataan di Indonesia, itu bisa dilihat dari dua kacamata, yakni soal minyak dan soal kekuatan Islam. Jadi sepanjang Amerika tidak menyerang langsung, ya kita tidak perlu harus menyerang orang-orang bule yang ada di Idonesia atas nama Jihad seperti yang dilakukan Rasulullah pada saat Perang Tabuk. Ada kata pepatah, "Menpuk Air Didulang, muka sendiri terkena."

Mengebom orang Amerika atau bule Australia di Bali atau di Jakarta, yang kena, malah ekonomi Indonesia sendiri, akhirnya rakyat sendiri yang sengsara. Dan, Islam itu agama damai, bukan agama yang selalu mengisruh negara atau orang lain. Orang lain harus bisa damai dan tentram bila bersama orang Islam.(pit)

4 komentar:

Horizon Budaya mengatakan...

Ass. Mas Pitt blognya bagus, tapi sepertinya masih butuh beberapa polesan agar lebih menarik, seperti ditambah widget, kalender, ruang untuk dialog langsung dll. aku juga punya blog silahkan beri komentar di blogku juga http://denmasdeni.blogspot.com/ atau di http://denmasdeni.wordpres.com/

Unknown mengatakan...

Bang Pit, blognya mantap sekali. Sepertinya impian panjenengan untuk menulis buku tinggal menjentikkan jari saja. Saya tunggu penerbitan blognya dalam bentuk buku Bang.

Pitt Ismail mengatakan...

matur suwun Cak Deni, ini lagi otak-atik terus biar lebih baik lagi.

Pitt Ismail mengatakan...

Lha itulah Cak Noval yang membuat aku sekarang memaksa diri harus rajin menulis, karena aku sudah tidak punya tempat untuk menyampaikan uneg-uneg lagi. Dulu bisa karena aku jadi penyiar, lha sekarang ya nulis di blog ini biar lega. Soal nanti jadi buku kita pikir nanti saja dan mari berdoa bersama

Komentar