Minggu, November 16, 2008

Tetangga kunci sukses rebut Kursi Legislatif

Jumat sore 11 orang datang bertamu untuk mengajak diskusi tentang Jawa Barat, mereka adalah calon legislatif dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Jawa Barat. Masing-masing mengenalkan diri dan program-programnya, tentu yang mengena ke masyarakat mulai urusan ekonomi kerakyatan hingga masalah pendidikan. Saya hanya menganggut-manggut mendengarkan, para calon wakil rakyat ini menuturkan cita-citanya untuk rakyat Jawa barat bila terpilih kelak pada Pemilihan Umum (Pemilu) April 2009.

Dalam diskusi itu belum terungkap apa saja yang telah dilakukan oleh caleg PAN itu selama lima tahun kebelakang. Pemikiran saya ini sederhana saja, membangun kepercayaan rakyat tentu tidak cukup hanya dengan memasang iklan atau datang pada saat kampanye, dan memberi janji-janji lalu meninggalkan bingkisan atau apa sajalah dengan harapan dicoblos namanya pada Pemilu.

Gaya menarik suara masyarakat dengan pola seperti itu tentu sudah kedaluwarsa. Rakyat sudah mulai bingung menentukan pilihan pada 2009 ini, karena demikian banyaknya jumlah partai politik yang bertarung. Tercatat jumlahnya 38 partai. Sedangkan kalau disurvey tentu masyarakat paling hanya mampu mengingat 10 nama partai. Dan partai yang saat ini memiliki kursi di DPR dan di Kabinet atau jadi Presiden dan Wakil Presiden, tentu sangat diuntungkan.

Kembali pada PAN Jawa Barat. Ada harapan besar untuk meningkatkan dukungan di Jawa Barat dari 7 persen menjadi 15 persen atau setara dengan 15 kursi di DPRD Jawa Barat. Alasannya, PAN Jabar telah menjadi The Rulling Partai, artinya kader PAN cukup banyak yang menjadi kepala daerah pada Pilkada di Jabar. Yang sering disebut namanya dan dianggap sebuah keberhasilan besar yakni tampilnya nama Dede Yusuf menjadi Wakil Gubernur Jawa Barat.

Saya melihat ada pergeseran cara dalam mengeruk suara rakyat pada 2009 ini. Kesan saya para Caleg sangat menyepilihkan arti sebuah dukungan. Cara mendapat dukungan cukup siapkan uang dan konsep yang 'Angin Surga'untuk rakyat, maka akan dengan mudah melenggang menjadi wakil rakyat. Padahal dukungan yang sesungguhnya adalah dari orang-orang yang kenal dan ingin diwakili suara hatinya. Di mata saya, rakyat tetaplah punya hati dan perasaan dan masih bisa berfikir sehat meski miskin. Nama yang terpilih, adalah mereka yang selama ini memiliki jasa besar di mata rakyat. Bila saja Caleg sudah menanam benih kebaikan tentu akan menuainya pada Pemilu 2009.

Benih kebaikan itu, bisa saja dimulai dari hal-hal kecil yang selama ini diabaikan. Misalnya sampah, selalu saja jadi masalah, namun belum ada seseorang yang berani membuat terobosan sehingga masyarakat bisa mendapat manfaat dari sampah yang mereka buat sendiri. Sebagai contoh, membuat kompos, dan memanfaatkannya untuk kepentingan orang banyak. PLN bahkan telah memberikan peluang kepada masyarakat untuk membuat kompos untuk dijadikan energi listrik.

Bila saja ada yang memeloporinya dan menggugah bersama-sama kesadaran rakyat untuk menggunakan energi listrik sehemat mungkin, dan mengubah perilaku dari membuang sampah menjadi mengolah sampah tentu akan memberi kesan yang mendalam pada rakyat.

Hal lain, pendidikan. Bea Siswa bagi anak-anak tak mampu di sekitar lingkungan kita. Banyak sudah dana pemerintah digelontorkan, namun banyak juga yang menguap. Seharusnya ada yang berani menanggung biaya sekolah untuk usia anak-anak sekolah hingga SMA.

Kesehatan, masih banyak orang tak mampu yang membutuhkan pengobatan, namun proses demikian rumit, sementara pengobatan membutuhkan waktu yang cepat untuk penangannya. Hingga sekarang masih banyak rakyat miskin yang telantar di rumah sakit, karena masih belum ada yang memperhatikan secara serius.

Tiga contoh kecil ini bisa menjadi bahan renungan bagi Caleg untuk mengeruk suara pada pemilu. Apa artinya pasang spanduk atau baliho sebanyak-banyaknya, namun rakyat tak mengenalnya secara hati ke hati. Gerakan berbudi baik dan berbudi luhur dan bekerja keras, di luar waktu kampanyelah yang menjadi penentu.

Sebagaimana Allah SWT mewahyukan :

"…Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,.” (Q.S. An-Nisa:36)

Nabi Muhammad SAW pun mengingatkan kita agar selalu berbuat baik kepada tetangga:
Ibnu Umar dan Aisyah ra berkata keduanya, “Jibril selalu menasihatiku untuk berlaku dermawan terhadap para tetangga, hingga rasanya aku ingin memasukkan tetangga-tetangga tersebut ke dalam kelompok ahli waris seorang muslim”. (H.R. Bukhari Muslim)

Bila saja para caleg telah mengukur dirinya sejauhmana dirinya telah melakukan resep dari Allah swt dan pesan Nabi Muhammad sawt, maka dia akan dengan mudah melenggang ke kursi legislatif. Namun, bila sebaliknya, hanya mengandalkan istilah politik yakni mengandalkan Mesin Politik Partai, bersiaplah untuk menyesal karena uang sudah dihamburkan, namun kursi tak tergapai. Karena rakyat tidak segan-segan 'menghakimi' caleg pada saat pemilu, dengan cara menerima upetinya namun tidak mencoblosnya atau memilih Golput.(pit)

Tidak ada komentar:

Komentar