Rabu, November 12, 2008

Dolar menguat lagi

Saat aku presentasi di Exelcomindo untuk membuat planning event 2009, sebuah SMS masuk ke HPku. Isinya, dolar sudah menembus angka Rp 11.500/dolar AS. Akupun dengan cepat mengakhiri pembicaraan dengan teman XL, dan berjanji akan datang lagi untuk membahas proposal dan teknis pelaksanaannya.

Dalam perjalan ke kantorku aku cari cara bagaimana agar perusahaan ini tidak merugi, aku yakin sebuah perusahaan media yang bahan bakunya hampir 70 persen dari kertas akan terpukul. Sedangkan menaikkan harga jelas sebuah langkah yang tidak mungkin. mengapa? karena daya beli masyarakat membang sedang buruk. Alternatifnya ya, harus dengan menekan biaya.

Dalam komponen penjualan koran itu ada yang namanya jatah bayar dan jatah konsinyasi, dan retur. Alternatif paling mungkin untuk menekan biaya yang membengkak dan pengeluaran yang besar yakni menekan retur. Akupun mulai menghitung bila retur ditekan hingga 10 persen pasti akan berkurang biaya. Tapi ada risiko, bila retur ditekan, pasti penjualan akan menurun, maka aku coba buat skema, pasti ada penurunan hingga 10 persen dari oplah biasanya.

Seminggu yang lalu aku sudah menghitung bila dana luar negeri Amerika serikta terus ditarik dan cadangan devisia Indonesia terus tergerus untuk intervensi dolar terhadap rupiah, bisa dipastikan rupiah akan meleha dalam waktu yang demikian panjang, meski pemerintah memberi jaminan ekonomi akan stabil.

Dolar akan terus menguat dan rupiah akan gonjang-ganjing, suku bunga akan naik, sehingga suku bunga kredit akan teus naik, invetasi akan seret. Penurunan harga minyak tidak akan membantu apapun dalam membangun kenmbali daya beli masyarakat. Industrai yang terkait dengan ekspor akan merosot.

Mudah-mudahan pemerintah punya pil ampuh untuk menyehatkan kondisi ekonomi yang sedang gontai dan hampir jatuh ini. Untuk itu, efisiensi adalah cara paling jitu untuk mencapai target 2008 ini.(pit)

Tidak ada komentar:

Komentar