Kamis, Oktober 23, 2008

Pilih Investasi

Krisis Global pada 2008 berpengaruh besar pada perekonomian di negeri Indonesia ini. Krisis ini mengingatkan pada Reformasi 1998, dimana semua harga barang melonjak tinggi, inflasi 77,63 persen, suku bunga bank mencapai 60 persen, dolar menembus angka Rp 16.000/dolar AS. Kerusuhan dan demo tak ada hentinya.

Namun kondisinya tentu beda dengan sekarang, inflasi 6,5 persen, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 9.5 persen, suku bunga tabungan rata-rata 2-4 persen, deposito 6-10 persen, dolar tetap dibawah Rp 10.000/dolar AS. Indek Harga Saham Gabungan memang fluktuatif. Masyarakat bukannya panik, sebagian besar justru bingung, krisis apa ini? Mungkin masyarakat sudah terbiasa dalam kondisi yang serba sulit, antre minyak tanah, antre Bantuan Langsung Tunai (BLT), antre gas cair atau LPG. Apalagi krisis ini bukan bermula dari negeri kita tetapi negeri Amerika Serikat yang selama ini dikenal sebagai negeri yang sombong.

Seorang teman menanyakan, kira-kira investasi apa yang menarik dan aman di saat krisis begini. Saya katakan, kalau Anda punya dana lebih dari Rp 100 juta, sebaiknya depositokan saja. Bila ingin mendapatkan gain atau untung dari krisis ini, bolehlah beli emas lantakan, karena harga emas tak pernah turun. Investasi lainnya, misalnya buka bisnis baru bagaimana?

Saya hanya menjawab, kalau mau coba-coba bisnis, sebaiknya ditunda dulu daripada uang Anda ludes, dan anda stress. Karena, semua pada menginjak pedal rem untuk bisnisnya. Lantas, dia bertanya bagaimana kalau ikut-ikutan beli Dollar AS, saya bilang, memang dolar As ada kencederungan menguat, karena swasta maupun pemerintah akan membutuhkan dolar guna membayar utang luar negeri. Tapi hal yang rutin, sehingga Bank Indonesia pun sudah mengantisipasinya. Karena itu mengapa semua negara Eropa dan Amerika menurunkan suku bunga bank sentralnya, Indonesia justru menaikkan suku bunga.

Ini tentu tak lepas dari antisipasi pemerintah dalam menghadapi aksi borong dolar dari para spekulan. Teman saya langsung manggut-manggut, terus dia mengatakan, aku akan ke bank saja cari deposito yang bunganya besar. Sambil meneguk segelas jus tomat, aku titip pesan jangan lupa pepatah kuno, "Jangan Menaruh Telur Pada Satu Keranjang".

Dia balik bertanya, maksudnya, jangan mendepositokan uang hanya pada satu bank, karena dana simpanan yang dijamin pemerintah itu hanya Rp 100 juta. Nah, kalau simbpanan lebih dari itu, terus banknya ambruk alasan karena krisis, bagaimana? Dia manggut-manggut lagi. Kini dia baru mengerti, ternyata jadi orang punya uang banyak juga bingung di saat krisis ini. Apalagi yang tak punya uang.(pit)

1 komentar:

Mommy Musa mengatakan...

hmmmm ... piye ki ... punya duit ... bingung. Gak punya duit ... juga bingung. Mending di investasikan ke jalan Allah aja ... pasti baliknya berlipat :D

Komentar