Kamis, Desember 04, 2008

Off Road Menyusur Tebing Hibur Korban Bencana




DERU knalpot mobil Toyota Hardtop dengan roda besar ukuran 31 inch memecah keheningan pagi para petani teh di sekitar lokasi wisata Situ Cisanti Kabupaten Bandung pada Sabtu (28/11) pagi hari. Mobil off road itu jumlahnya makin banyak saat waktu mendekati pukul 07.00 wib, saat Walikota Bandung Dada Rosada beserta rombongan Hardtopnya memasuki area parkir Cisanti.

Para pemilik Toyota Hardtop ini tergabung dalam komunitas Penggemar Hardtop (PENHARD) Bermartabat Bandung. Menurut Soekarno, Ketua Umum Penhard Bermatabat Bandung, jumlah penggemar Hardtop sebanyak 148 anggota yang tersebar di Bandung dan kota-kota lain di Jawa Barat. Penhard terbentuk pada 6 Mei 2007 ditandai dengan off road Bandung menuju Kawah Cikamojang berakhir di Ciparay Kabupaten Bandung..

Kegiatan kedua diberi title Penhard Adventure Running (PAR) II dengan mengambil lokasi start di Situ Cisanti menyusuri jalan batu yang penuh tanjangan dan tikungan tajam serta berlumpur di perkebunan PTPN VIII Kabupaten Bandung menuju Rancabuaya Kecamatan Caringin Kabupaten Garut.

PAR II diikuti oleh 61 kendaraan, yang terdiri atas 47 Hardtop dan 14 SUV merek lain. Bendera start diangkat oleh Walikota Bandung Dada Rosada yang juga sebagai Pelindung Penghard Bermartabat Bandung didampingi Dr Edi Siswadi MSi, Sekda Kota Bandung, Nanang Sudjana, Ketua Korpri Kota Bandung.

Peserta dibagi dalam kelompok-kelompok sesuai dengan pertemanan masing-masing anggota Penhard. Para pejabat pemkot bergabung menyatu, begitu juga para camat, anggota dewan, dua ulama, Ustadz Jujun Junaidi dan KH Zamzami Asep Herawadi juga turut menyermarakkan PAR II.

Cuaca medung dan berkabut di Pegunungan Papandayan Kabupaten Garut meminta peserta PAR II bersabar dan waspada dengan kecepatan rata-rata 20 km per jam. Apalagi jalan yang dilalui hanya cukup untuk satu mobil, sehingga tim penunjuk jalan dikomandani Hendy Sutisna ekstra waspada terhadap kendaraan yang berlawanan arah.

Perjalanan 13 jam tak terasa melelahkan, karena diselingi dengan perhentian untuk melemaskan urat yang kaku. Saat berhenti di Sumadra, Pakenjeng, Garut, ada perkampungan terpencil, peserta menyempatkan beramah tama dengan mengadakan game dipandu oleh Ustadz Jujun.

“Siapa yang tau nama pemain Persib?” tanya Ustadz Jujun. Spontan warga yang duduk-duduk terdiri atas laki-laki dan perempuan serta anak-anak mengacungkan tangan. “Saya Ustadz, Pemain Persib, Zainal Arif.” Penjawab pun mendapatkan hadiah.

“Siapa yang tau nama Ketua Persib,” tanya Ustadz Jujun. Semua terdiam, hanya seorang bapak paruh baya yang mengacungkan tangan, “Dada Rosada,” jawabnya. Namun saat ditanya mana orangnya, Bapak tersebut tak tahu. “Itu Pak Dada Rosada,” kata Ustadz Jujun sambil menunjuk Ketua Persib yang berdiri agak jauh dari penjawab.

Rombongan Penhard memasuki Ranca Buaya pukul 19.30 wib, dan langsung menuju lokasi pengajian di kecamatan Caringin dimana ribuan jemaah ustadz Jujun sudah menunggu. Sebelum Ustadz Jujun ceramah tentang makna Kurban bagi umat Islam, diawali dengan penyerahan santunan dari Walikota Bandung Dada Rosada untuk warga yang terkena bencana di Kecamatan Caringin Garut sebesar Rp 10 juta, dan Rp 5 juta untuk membenahi mushollah dan Rp 5 juta untuk hewan kurban, serta 10 Al Quran sumbangan dari anggota baru Penhard.

Acara adventure hari pertama diakhiri dengan pemberian secara simbolis kartu anggota dan buku panduan diiringi musik dangdut dari Caringin dengan empat penyanyi seksi dari Bandung, dipandu MC Rudi Jamil dari Bandung.(pit)

Tidak ada komentar:

Komentar